Pemuda Milenial di Wakatobi Suarakan Ganti Bupati

Wakatobi643 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, WANGI-WANGI – Pemuda milenial di Desa Komala, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), suarakan ganti Bupati. Hal itu disampaikan tokoh pemuda milenial, Baharudin pada kampanye dialogis pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati, Haliana-Ilmiati Daud (HATI). Ia optimis paslon HATI dapat membawa perubahan dan kesejahteraan bagi masyarakat Wakatobi.

“Kita harus ganti Bupati, Wakatobi hari ini sudah tidak seperti pada masa kejayaannya pada masa 5 atau 10 tahun yang lalu. Hari ini dibawah kepemimpinan pemimpin yang zolim. Yang kemudian dibranding oleh sebagian masyarakat sebagai pemimpin pembohong. Dulu Wakatobi ini dikenal seantero dunia. Namun sayang seribu kali sayang, nama itu sudah redup. Wakatobi sudah mulai merosot, digerogoti oleh yang haus akan kekuasaan, yang hanya mementingkan sanak keluarga dan juga para antek-anteknya,”katanya, Sabtu, (15/11/2020).

Kata dia, melihat roda perputaran ekonomi Wakatobi bila dibandingkan dengan 5-10 tahun yang lalu, menurut data statistik perkembangan ekonomi Wakatobi melampaui perkembangan ekonomi nasional diangka 8 bahkan sampai 10 persen keatas
di zaman Hugua.

Namun di zaman kepemimpinan Bupati yang terpilih di tahun 2015, perekonomian Wakatobi hanya bertahan di angka 4 sampai 6 persen kebawah. Para tukang ojek yang dulunya di jam 12.00 siang sudah mendapatkan uang sampai Rp 100 ribu. Saat ini bahkan jam 14.00 siang keatas belum mendapatkan hingga Rp 50-60 ribuan

“Belum lagi orang-orang tua saya yang berada di pasar. Dulu, sebelum matahari terbit sudah laku jualannya. Namun sekarang bahkan pula berpanas-panasan namun tak kunjung laku jualannya,”ungkapnya.

Belum lagi kalau berbicara soal pelayanan kesehatan, kata dia, menurut hasil sidak para anggota DPRD beberapa pekan lalu. Ditemukan pegawai RSUD dari Dokter hingga tataran satpam, hanya tinggal 15 orang

“Bagaimana kemudian ketika kita sakit dan kita butuh perawatan. Apakah kita harus dirujuk lagi seperti kasus-kasus yang terjadi sebelumnya. Belum kita berbicara ongkos transportasi yang jikalau menggunakan speed pemda, kita harus membayar kurang lebih Rp 3 juta ke lasalimu, Rp 6 juta ke Kamaru, bahkan Rp 15 juta ke kota Kendari. Ini sudah sakit, sudah susah orang masih mau dibebani lagi dengan ongkos transportasi yang begitu tinggi. Mestinya harus digratiskan demi kesejahteraan seluruh masyarakat,”paparnya.

Dikatakannya, berbicara soal infrastruktur jalan yang katanya sudah mulus, bahkan kalau berjalan diatasnya sudah serasa kayak di langit dan tidak ada lagi batu-batuan kerikil yang berhamburan di jalan.

“Sekedar informasi, bahwa pembangunan infrastruktur jalan yang ada di Wangiwangi ini kebanyakan adalah hibah dari Australia dan hibah dari pemerintah Provinsi Sultra. Yang kemudian diberikan khusus untuk Wakatobi. Karena daerah ini sudah menjadi  top ten destinasi pariwisata nasional, sejak zaman Hugua,”terangnya.

Sehingga kalau mau menjadi orang Wakatobi yang paripurna, jangan hanya melihat infrastruktur yang ada di pulau Wangiwangi saja, bagaimana dengan Kaledupa, Tomia, apalagi Pulau Binongko yang berada diatas bebatuan cadas.

“Olehnya itu, mari kita semua masyarakat Wakatobi, kita rubah kondisi Wakatobi dengan memilih Haliana-Ilmiati Daud, Nomor 2, kalau bukan tanggal 9 Desember 2020 kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi. Karena sesungguhnya tidak akan ada yang merubah nasib suatu kaum kalau bukan dirinya sendiri yang merubahnya,”ujarnya.

“Memilih pemimpin pembohong adalah suatu kesalahan, tetapi mempertahankan pemimpin pembohong adalah suatu kebodohan, dan memilih pemimpin karena uangnya akan menghasilkan pemimpin yang mencari uang. Tetapi memilih pemimpin karena hatinya akan menghasilkan pemimpin yang punya HATI. Mari memilih pemimpin yang perduli akan kepedulian Bersama Haliana-Ilmiati Era masyarakat Sejahtera (Berhati Emas), tanggal 9 pilih nomor 2,”tutupnya.

 

Reporter : La Ode Suhardin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *