Hilirisasi Industri Nikel, Mimpi Besar Indonesia

Opini1119 Dilihat

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ,Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi industry nikel yang tengah dilakukan pemerintah bias menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dunia baterailithium.

Hilirisasi industry nikel, hemat Luhut, penting untuk masa depan, sehingga tidak hanya ekspor material mentah. Dalam hal ini memproses dari bijih nikel sampai menjadi baterai dan stainless steel. Namun, Indonesia masihbutuh transfer teknologidari investor asing.

Hilirisasi industry nikel akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai nilainya bias meningkat 6 – 7 kali lipat. Sementara itu, jika diolah sampai mobil listrik akan memberikan nilai tambah hingga 11 kali lipat.Peningkatan nilai tambah untuk produksi stainless steel berkisar 14 – 19 kali lipat.

Saatini, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya mineral. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) untuk produksi tambang sedunia, Indonesia menduduki peringkat ke-1 untuk komoditas nikel. peringkat ke-2 untuk komoditas timah, peringkat ke-3 untuk komoditas batu bara, peringkatke-8 untuk komoditas tembaga, dan peringkat ke-10 untuk komoditas emas.

Kondisi excellent tectonic dan geologi itulah yang membawa Indonesia menjadi satu di antara produsen terbesar emas, tembaga, nikel, dan timah. Dengan profil yang demikian, Indonesia menjadi negara yang sangat menjanjikan bagi kalangan pelaku industry pertambangan untuk bias berinvestasi di Indonesia.

Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng principal dari luar negeri.

Keinginan dan komitmen Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untukTransportasi Jalan. Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.

Indonesia bias menjadi pemain rantai pemasok global baterai untuk kendaraan listrik. Rantai pasokan global dalam industry kendaraan listrik diperlukan, di mana sesame Negara bias saling melengkapi suku cadang. Misalnya Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, mengingat nikel bisamenjadi salah satu pembuat baterai mobil listrik.

Hilirisasi dengan teknologi hidrometalurgi (pelindian) menggunakan bijih nikel berkadar rendah (limonit). Produk yang dapat dihasilkan berupa logam nikel murni dan senyawan ikelsulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery). Disamping itu, juga dapat dihasilkan logam kobalt murni dan senyawa kobaltsulfat (bahan baku manufaktur nickel-based ion lithium battery). Perusahaan yang telah melakukannya adalah Harita Nickel yang saat ini pabrik pengolahan tersebut sudah beroperasi dengan kapasitas pabrik sebesar 8 juta ton bijih pertahun yang menghasilkan produk akhir nikel – kobaltsulfat.

Lokasi pertambangan yang baik harus memiliki potensi mineral yang sesuai target. Wilayah pertambangan itu juga tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintah yang sudah menjadi bagian dari tataruang nasional. Contohnya seperti PulauWawonii, Sulawesi Tenggara dan Pulau Obi, Maluku yang kaya akan sumber nikel. Disini merupakan surge nikel yang menjadi rumah bagi perusahaan tambang Indonesia seperti PT Gema Kreasi Perdana di PulauWawonii, PT Halmahera PersadaLygenddan PT Megah Surya Pertiwi yang mengolah nikel di Pulau Obi. Perusahaan-perusahaan tersebut turut mengembangkan daerah sekitar lingkar tambang.

Nikel dapat digunakan pada berbagai industri, mulai dari konstruksi, kimia, manufaktur alat dapur, manufaktur baterai, bidang otomotif, hingga bidang keuangan.

Semakin banyak hilirisasi nikel di Indonesia diharapkan dapat memberikan kesejahteraan langsung kepada masyarakat Indonesia dengan menjadi negara yang bias mengekspor produk bangsa berupa baja tahan karat (stainless steel), baterai lithium basis nikel, logam nikel, senyawa kimia nikel, dan produk-produk nikel lainnya.

 

Penulis : Rofingatun / Sarjana Teknik Metalurgi ITB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar