Mahasiswa IAIN Kendari Berhasil Ubah Limbah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik

Pendidikan795 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Mahasiswa KKN IAIN Kendari berhasil mengubah limbah sabut kelapa menjadi pupuk organik cair, ide ini ditemukan oleh Pramana Alfandy dan rekan-rekannya yang prihatin terhadap limbah sabut kelapa di lokasi kegiatan KKN desa Laywo Jaya, Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Limbah sabut ini jumlahnya sangat berlimpah dan berserakan dimana-mana. Limbah ini berasal dari pengolahan kelapa menjadi komoditi kopra dan minyak goreng yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat,” ungkap Pranama, Selasa (13/9/2022)

Melihat kondisi tersebut, ungkapnya, pihaknya mencoba mencari literatur jurnal tentang sabut kelapa dan kami menemukan bahwa sabut memilii kandungan hara Kalium (K) yang dapat menjadi alternatif pembuatan pupuk organik.

Berdasarkan literatur itu, mahasiswa Prodi Tadris IPA yang pernah meraih peringkat ke-5 lomba Karya Inovasi Nano Teknologi di OASE PTKN itu, dirinya bersama rekannya melakukan uji coba pengolahan limbah sabut kelapa selama 14 hari. Bahan yang digunakan antara lain sekitar 5 kilogram limbah sabut kelapa yang dicampur dengan Effective microorganism (EM4) dan bahan tambahan air dan gula merah untuk mempercepat proses fermentasi.

“Setelah proses fermentasi ini selesai, kami uji coba ke tanaman jagung. Kami melakukan pengamatan selama kurang lebih dua minggu dan hasilnya tanaman tersebut tumbuh subur dan berdaun banyak. Kami masih akan melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pupuk ini juga berpengaruh untuk proses pembuahan,” tambahnya.

Karya inovasi ini dilirik oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) selaku penyelenggara kegiatan KKN. Usai LPPM menggelar KKN Expo, produk pupuk organik terpilih menjadi salah satu produk yang akan mendapatkan bantuan dana pengabdian senilai Rp.10 Juta. Dana tersebut digunakan untuk praktik dan pendampingan lanjutan berupa pelatihan pengolahan pupuk organik cair kepada seluruh warga desa. Pupuk ini diharapkan menjadi salah satu potensi desa yang menguntungkan bagi masyarakat.

“Kami berharap, apa yang kami lakukan ini akan menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat desa sekaligus menyelesaikan problematika sampah. Harapan kami desa Laywo Jaya menjadi desa yang maju dan mandiri,” Kata Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, Abdul Gaffar, M.ThI

Pramana didampingi dosen pembimbingnya Syahrul Mubarak telah melakukan koordinasi dengan Kepala desa untuk pengelolaan limbah sabut kelapa tersebut. Mereka akan bermitra dengan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengolah limbah agar berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa.

“Kami akan menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan tentang tata cara pembuatan produk pupuk organik cair (POC) kepada masyarakat setempat. Kegiatan ini kami lakukan dengan harapan nantinya dapat dilanjutkan oleh BUMDesa dan ibu-ibu PKK,” kata Syahrul.

Penemuan mahasiswa IAIN Kendari tidak terlepas dari pembekalan program kerja yang telah dilaksanakan LPPM kepada mahasiswa KKN dengan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD). Melalui pendekatan ABCD, mahasiswa dituntut untuk merumuskan agenda perubahan masyarakat dengan mengembangkan dan mengoptimalkan potensi desa. Selain produk pupuk organik, terdapat sekitar 50 produk Inovasi lainnya yang dihasilkan dari program KKN tahun ini. Produk tersebut berupa jamu, produk kecantikan, aneka kuliner dan Handy Craft.

Reporter : Nurul
Editor      : Rasman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *