DPRD Kendari Dorong Lembaga Non Pemerintah Dirikan Perpustakaan di Kelurahan

Advetorial1071 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Paradigma tentang perpustakaan hanya sebagai tempat membaca buka kini telah bergeser, karena perpustakaan memiliki peran yang lebih yakni, sebagai pusat informasi dan pembelajaran yang menyediakan akses ke berbagai jenis sumber daya, termasuk buku, jurnal, majalah, database elektronik, situs web, dan sumber daya digital lainnya.

Untuk memaksimalkan fungsi ini, Wakil Ketua DPRD Kota Kendari Samsuddin Rahim meminta lembaga non pemerintah untuk mendirikan fasilitas perpustakaan ditingkat kelurahan.

Menurutnya, saat ini perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk membaca dan meminjam buku saja, tetapi juga sebagai pusat kegiatan komunitas yang menawarkan berbagai program dan layanan, seperti program baca tulis, kelas bahasa, klub buku, diskusi, dan acara lainnya yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat.

“Perpustakaan yang lebih luas juga mencakup gagasan tentang inklusivitas dan aksesibilitas, di mana perpustakaan berusaha untuk memberikan akses ke sumber daya dan layanan kepada seluruh anggota masyarakat, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau terbatas aksesnya. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan teknologi yang tepat, seperti layanan peminjaman buku secara daring atau audiobook yang dapat diakses oleh orang dengan disabilitas visual,” ungkapnya, Senin (1/5/2023).

DPRD Desak Pemkot Naikkan Pajak MB
Samsuddin Rahim

Politisi PAN ini mengungkapkan, perpustakaan dianggap sebagai mitra penting dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat, dan peran mereka dalam memfasilitasi akses terhadap sumber daya dan layanan yang berkualitas sangat dihargai.

Sementara itu, tahun 2023 ini Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Kendari menyiapkan 7 perpustakaan untuk dikembangkan menjadi perpustakaan mandiri.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Kendari DR. Sri Yusnita menjelaskan 7 Perpustakaan itu 4 mendapatkan dukungan dari Perpustakaan Nasional dan 3 dari Perpustakaan Kota Kendari, salah satunya Perpustakaan Madina Kelurahan Purirano.

“Tahun ini ada 7 Perpustakaan yang kita dorong untuk direplikasi mandiri 4 dikawal Perpustakaan Nasional dan 3 Perpustakaan Kota Kendari, 3 ini salah satunya Perpustakaan Madina Purirano. Jika ini sukses semoga kita bisa mendorong yang lainnya,” katanya, saat meresmikan Perpustakaan Madina beberapa waktu lalu.

Sri Yusnita

Mantan Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Kendari ini berharap, aktivitas Perpustakaan Madina terus berjalan dan semakin berkembang dan bisa dimanfaatkan secara luas oleh warga Kelurahan Purirano, hingga pada akhirnya Perpustakaan Madani dapat menjadi perpustakaan yang memberdayakan masyarakatnya.

Sri Yusnita menambahkan, berdasarkan amanah dari Perpustakaan Nasional, setiap kelurahan minimal memiliki satu perpustakaan, sehingga jika realisasikan di Kota Kendari, maka minimal Kota Kendari memiliki sebanyak 65 perpustakaan mandiri. Perpustakaan ini berfungi sebagai tempat sumber informasi, edukasi maupun pengembangan keterampilan.

Selain itu Perpustakaan juga akan selalu memberikan pendampingan terhadap pelatihan yang dilakukan perpustakaan di kelurahan.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan Madina Purirano Hj. Evi Sultriana Zachri menjelaskan, semangatnya mendirikan Perpustakaan Madina ini berkat dukungan dari masyarakat yang menginginkan anak mereka punya tempat menimba ilmu, selain di sekolah.

“Masyarakat di sini kompak dan Alhamdulillah anak-anaknya juga istikomah ada juga ibu-ibu KUB yang sangat mensupport dan sangat cair saya bersyukur bisa bertemu dengan masyarakat Purirano,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya dan Hak Azasi Manusia (HAM).

Sementara tujuan khususnya meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, meningkatkan penggunaan layanan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Lalu membangun komitmen dan dukungan stakeholder untuk transformasi perpustakaan yang berkelanjutan.

Dalam strategi transformasi layanan perpustakaan ini mendesain perpustakaan dan koleksinya untuk dimanfaatkan masyarakat seoptimal mungkin. Untuk aksinya ruang berbagi pengalaman, ruang belajar yang kontekstual dan ruang berlatih keterampilan kerja. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *